Judul ini dipilih karena sesuai sama pengalamanku hari ini.. Baru saja aku sama 2 anak magang lainnya ikut forum bersama editor. Menarik, banyak informasi baru dan pengetahuan yang aku dapet. Kita diajarin nyari topik dalam waktu singkat dan macem-macem. Semua terkait media dan menjadi seorang wartawan.
Satu yang menjadi permenungan ku yaitu masalah idealisme. Lagi-lagi masalah ini yang telah kuprediksi akan teruji ketika masuk dunia kerja. Bahkan ini baru magang aku udah kerasa. Memag aku masih berstatus menjadi seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi studi Jurnalistik dan Kajian Media. Menginjak semester 7 dengan semua pengetahuan dan idealisme.
Tadi ada kesempatan untuk mengutarakan ide. Aku mengungkapkan ide tentang seorang pengemis yang membawa anak yang bukan anaknya, tetapi banyak orang yang tersentuh dan memberikan uang. Yah, ide ini terlalu idealis dengan keterbatasan waktu seorang wartawan untuk sebuah tulisan feature majalah. Mas editor berpesan bahwa ketika kita menulis, jangan berharap kita menjadi pahlawan. Di luar sana masih banyak pahlawan. Dalam hati aku memberontak, kalau bukan kita siapa lagi? Hmm.. tapi apa daya, aku cuma mahasiswa yang lagi magang dengan kemamuan ala kadarnya dan minim pengalaman. Tentu aku menghargai dia yang lebih berpengalaman.
Dia membuka pikiranku. Berusaha mewanti-wanti ku yang masih sangat polos ini tapi udah mau jadi pahlawan. Jujur ini membuatku semakin bingung. Sejak aku mengambil Kajian Media, semua hal berasa berkebalikan dengan kenyataan. Aku diajari untuk mencari masalah di tengah hal yang semua orang merasa baik-baik saja. Konyol, tapi aku menikmati walau dengan kebingungan antara teori dan realita. Antara apa yang ideal dengan apa yang sebenarnya ada.
Aku ga tahu harus berbagi dan berdiskusi dengan siapa. Yang jelas aku masih merasa belum menemukan pedoman untuk melanjutkan perjuanganku di dunia kerja. Rasa-rasanya bangku kuliah belum cukup membekaliku. Yang jelas, aku butuh seseorang yang mampu membimbing dan memberikan pandangan tentang bagaimana bersikap idealis di tengah dunia nyata.
Apa mungkin aku lebih cocok di dunia penelitian? Hmmm... rasa-rasanya aku perlu lebih merasakan dan menelusuri.
No comments:
Post a Comment